Mengenai Saya
Label
- Adat Karo (2)
- Download (3)
- Mandailing (5)
- Sejarah (12)
- Ulos (1)
Total Tayangan Halaman
Translate
SEJARAH
SEJARAH HUTUR BALLUK
HUTUR BALLUK PARDEDE adalah anak pertama dari Raja TOGA LAUT PARDEDE dengan ibunda RAMOT PARULIAN Br. SAMOSIR dari tiga bersaudara , yang kedua Rj. MANGADAR dan yang ketiga TOLONG MANGARAJA.
HUTUR BALLUK juga memiliki perangai yang sama dengan orang tuanya, Rj. Toga Laut Pardede apabila dilihat dari segi keramahannya, bijak, pandai serta tangkas berenang dan lihai memainkan senjata ( Sakti ). Hutur Balluk, diberi nama demikian disebabkan ketika kelahirannya disambut gempa serta air danau Toba meluap hingga menimbulkan banjir disekitar tepian danau Toba diwilayah Balige. Setelah Hutur Balluk dewasa, beliau tidak senang berdiam diri dikampung. Hari – harinya disibukkan dengan bepergian bermodalkan keahliannya dalam memainkan senjata, berenang, dan berpencak silat yang menurut sejarah, dirinya dapat melakukan hal itu diatas batu berlumut.
HUTUR BALLUK berniat untuk menikah, dan sengaja menjumpai kedua orang tuanya Rj. Toga Laut dan Ramot Prulian Br. Samosir yang kemudian bertanya : “ Among, Inong, ahu nungnga matoras, jala didok rohakku naeng ma ahu marbogas, jala hupangido among ia parsinodukku naengma sarupa tuburjuni dohot maloni dainong” yang pengartiannya :
( Bapak – ibu, saya sudah besar, selayaknyalah tiba waktuku untuk menikah, dan hendaknyalah istri saya kelak serupa dengan kebaikan dan kepintarannya ibunda ). Kemudian Raja Toga Laut Pardede menjawab : “ Sungkun ma inongmu atik na adong dope nasarupa tu inongmi” ( Tanyakanlah kepada ibumu, apakah masih ada lagi tang seperti ibumu itu. ) dean setelah menanyakan kepada ibundanya apakah masih ada yang memiliki kepintaran dan kebaikan seperti dirinya, Ramot Parulian Br. Samosir kemudian berfikir sebentar sambil memperhatikan anaknya Hutur Balluk dan bertanya dalam hatinya apakah anak saya ini sanggup untuk memperoleh/ mempersunting putrid ibotonya Samosir Parruma Bolon yang terkenal sangat galak. Pertanyaan anaknya itu kemudian dijawabnya : “ Adon anakku diOnan Runggu Samosir ima boruni tulangmu Samosir Parruma Bolon namargoar RUMITTA Br. Samosir, alai tulangmu \parruma Boloni tung mancai parmuruk do” yang artinya : Sepertinya karakter wanita yang kamu maksudkan itu masih ada, yaitu anak pamanmu Samosir Parruma Bolon yang bernama Rumitta Br. Samosir , akan tetapi perlu engkau ketahui bahwa pamanmu itu sangat galak dan pemarah. Dan untuk itu jika kamu berniat untuk mempersuntingkannya dapat dipastikan sebelumnya engkau harus siap dicoba/diuji olh pamanmu itu. Kemudian dijawabnya : “Ahu dang mabiar marnida Tulang i” , Saya tidak takut menghadapi paman itu. Sebelum Hutur Balluk berangkat keSamosir orang tuanya Rj,. Toga Laut dan ibundanya Ramot Parulian Br. Samosir terlebih dahulu membekalinya dengan ajaran, taktik dan petunjuk kepada anaknya Hutur Balluk guna menghadapi segala syarat yang akan diajukan oleh Samosir Parruma Bolon
benar, sesampainya Hutur Balluk keOnan Runggu Samosir langsung menanyakan kepada khalayak tentang dimana tempat pamannya Samosir Parruma Bolon yang punya anak gadis yang cantik – cantik berada. Dan setelah mendapatkan petunjuk , Hutur Balluk menyelidiki kondisi keluarga Samosir Parruma Bolon. Dan setelah hafal betul beliau langsung menjumpai Rj. Samosir Parruma Bolon dan memperkenalkan dirinya sebagai putera dari Rj. Toga Laut Pardede dan ibundanya Ramot Parulian Br. Samosir .
Sebagaimana dipesankan oleh ibundanya bahwa abangnya/ itonya Rj. Samosir Parruma Bolon jiwanya keras dan galak. Hal ini terbukti dengan sambutan yang didapatkan Hutur Balluk yang merupakan berbagai gertakan yang namun dianya tidak gentar selangkah pun jua . kembali dirinya menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya keSamosir ini guna mempersunting puteri Raja selaku paribannya. Mendengar tutur Hutur Balluk tersebut Rj. Samosir bertambah murka akan beraninya pemuda ini menyampaikan maksudnya sementara belum jelas diketahui apakah benar dirinya adalah putera adiknya Ramot Parulian yang sudah kawin dengan marga Pardede.