Diberdayakan oleh Blogger.

instagram

Instagram

Label

Flag Counter

Total Tayangan Halaman

Translate

Senin, 22 April 2013

Bahasa Batak Angkola-Mandailing

Sopo Godang 

Bahasa Batak Angkola adalah salah satu bahasa yang ada di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Ada lima ragam bahasa Batak Angkola-Mandailing, yakni :
  1. Hata somal
  2. Hata andung
  3. Hata teas dohot jampolak
  4. Hata sibaso
  5. Hata parkapur
    • Hata somal ialah bahasa pengantar yang dipakai untuk berkomunikasi dalam pergaulan dan percakapan sehari-hari.
    • Hata andung dikategorikan sebagai bahasa sastra karena dipandang oleh masyarakat memiliki nilai-nilai keindahan.
      Pemakaian hata andung sangat luas dalam upacara adat perkawinan atau kematian seperti pada tradisi mangandung (meratap), makkobar, marjamita,
      dan mangupa-upa
      (upacara untuk memanggil tondi guna membangkitkan semangat hidup seseorang).
    • Hata teas dohot jampolak ialah ragam bahasa yang dipakai dalam pertengkaran atau mencaci-maki seseorang.
    • Hata sibaso ialah ragam bahasa yang secara khusus digunakan sibaso dan datu (dukun).
Sibaso dan datu merupakan dua tokoh yang ditautkan dengan sistem kepercayaan sipelebegu (pemujaan roh-roh).

Di masa lalu, sistem kepercayaan animisme ini dianut oleh kebanyakan orang Batak sebelum masuknya agama Islam.

Sibaso dibutuhkan oleh raja dan penduduk huta untuk melakukan hubungan komunikasi dengan alam gaib
atau roh leluhur karena sibaso merupakan medium yang melalui suatu upacara ritual tertentu dapat dirasuki oleh roh leluhur untuk memberi petunjuk guna mengatasi berbagai macam bala bencana (malapetaka) seperti kemarau panjang dan penyakit menular yang mewabah.

Upacara pemanggilan roh-yang sangat dikutuk oleh para ulama Islam-disebut pasusur begu atau marsibaso.

Menurut tradisi sipelebegu, upacara tersebut dilakukan untuk meminta pertolongan roh leluhur buat mengatasi suatu keadaan yang sulit seperti musim kemarau panjang yang merusak tanaman padi penduduk.
Sampai saat ini, datu masih memiliki kedudukan dan peran penting dalam masyarakat. Datu dikenal dan dibutuhkan sebagai tradisional curer (penyembuh tradisional) atau sebagai medicine man (dukun untuk mengobati).

Di setiap huta biasanya terdapat beberapa orang datu
Ada datu yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit, ada pula datu yang menjurus kepada spesialisasi penyembuhan penyakit-penyakit tertentu

Datu rasa khusus untuk menyembuhkan orang yang terkena rasa (racun).Datu ipon khusus menyembuhkan orang yang sedang mengalami sakit gigi.

Dan datu natarsilpuk khusus untuk mengobati orang yang mengalami sakit karena terkilir atau patah tulang.
di masa lalu, kedudukan dan peran datu lebih luas daripada yang diuraikan di sini karena
seorang datu antara lain dapat menentukan waktu-waktu yang tepat dan baik untuk turun ke sawah,
menuai padi, pelaksanaan upacara adat perkawinan maupun untuk memasuki rumah baru.

Di samping itu, kemampuannya dalam meramal diperlukan untuk melihat kapan datangnya suatu bencana atau sebaliknya keberuntungan, dan ilmu gaibnya yang luar biasa itu dibutuhkan untuk menangkal atau menyembuhkan penyakit akibat guna-guna. Seorang datu selalu diserahi tanggungjawab untuk memimpin berbagai upacara adat dan ritual karena ia dipandang sebagai gudang ilmu .

Datu sebagai pendamping raja mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk memberikan berbagai macam traditional wisdom (kearifan tradisional) yang sangat dibutuhkan guna kesempurnaan hidup komunitas huta.
  • Hata parkapur ialah ragam bahasa yang dipergunakan orang zaman dahulu kala pada saat mereka berada di hutan untuk mencari kapur barus.
Misalnya kosakata mata. Dalam hata somal, indra penglihatan ini disebut mata, dalam hata
andung
adalah simanyolong, dan dalam hata teas dohot jampolak adalah loncot. Contoh lain , kata daun sirih dalam hata somal adalah burangir, dalam hata andung adalah simanggurak, dan dalam hata sibaso atau datu adalah situngguk. Selain daripada itu, kata harimau dalam hata somal adalah babiat,
sedangkan dalam hata parkapur adalah ompung i, raja i, na gogo i.

0 komentar: